Posts

Showing posts from June, 2016

2 April 2015 Gua Grubug & Gua Jomblang

Image
  Gua Jomblang Canon 500D; f/5; 1/6 sec; iso-3200; FL 10 mm. Sehari sebelumnya, Pak Agus, supir yang mengantar kami jalan-jalan di sekitaran D.I. Jogjakarta memberi saran “Mas, bagusan sampeyan ke Gua Jomblang daripada Gua Pindul. Meskipun lebih mahal tapi sampeyan bakal jauh lebih puas”. Saran Pak Agus saya pertimbangkan sepanjang perjalanan sore itu. Acara jalan-jalan di Jogja kali ini seperti acara jalan-jalan kami lainnya, yaitu berbudget, jadi Saya dan Dinni tidak bisa dengan mudah memutuskan itu. Menyempatkan caritahu melalui Google dan berdiskusi dengan Dinni, akhirnya saya putuskan esok mengunjungi Gua Jomblang. Jika pernah melihat iklan Djarum Super yang maen skateboard di dalam gua, nah kita akan kesana. Mengunjungi Gua Jomblang sebaiknya pesan sehari sebelumnya karena pengunjungnya memang dibatasi dan jumlah kunjungannya hanya 1 atau 2 trip sehari. Waktu terbaik untuk mengunjungi Gua Jomblang adalah jam 12 ketika matahari tepat berada diatas kepala kita. Jad

Post untuk Komunitas Aleut - H.O.S Tjokroaminoto di Priangan

Haji Oemar Said Tjokroaminoto sang Raja Tanpa Mahkota. Ia dilahirkan di Madiun pada 16 Agustus 1882. Menanggalkan gelar kebangsawanannya Raden Mas dan menggantinya dengan Haji Oemar Said. Mengundurkan diri sebagai pegawai juru tulis di Madiun yang sangat pro-kolonial dan kemudian melarikan diri ke Semarang menjadi buruh angkut pelabuhan dimana Ia merasaka. penderitaan kaum bawah. Sepak terjang dan nama besarnya tidak bisa dilepaskan dari organisasi Sarekat Islam. Sarekat Islam didirikan oleh H. Samanhoedi pada 11 November 1911 dengan tujuan menjadi benteng pelindung para saudagar batik dari tekanan Pedagang Cina dan Kalangan Ningrat Solo. Dibawah kepemimpinan H. Samanhoedi, Sarekat Islam berjalan lepas. Meski memiliki tujuan tinggi, kepemimpinannya tidak dapat menjangkau anggota, Sarekat Islam tidak bisa memperluas kegiatannya yang terbatas pada persaingan bisnis dengan Pedagang Cina dan Ningrat Solo saja. Dirasa organisasinya tidak berkembang, H. Samanhoedi sebagai Ketua da

Istri Nitip - Bima

Image
Bima & Mamah Bima,,,,awalnya saya bingung,dari mana suami saya punya inspirasi memberi nama anak kami dengan nama Bima. Melewati masa kehamilan 39 minggu dalam kondisi aktif bekerja  membuat saya tidak sempat memikirkan soal nama anak. Alhasil saya serahkan pada suami soal nama anak. Tiba-tiba keluarlah nama Bima. Menurut suami saya, Bima itu artinya berani, perkasa. Selebihnya saya pikir nama Bima itu menunjukkan bahwa dia adalah seorang laki-laki sejati, maklum nama Bima kan biasanya dan kemungkinan besar berjenis kelamin laki-laki. Mengusung 3 suku kata, dilengkapilah nama Bima dengan Yuga Prasetyo dan jadilah Bima Yuga Prasetyo. Bayi kecil kami ini benar-benar menjadi kado terindah, karena kehadirannya disambut oleh banyak anggota keluarga. Perkembangan Bima, kami abadikan setiap momennya melalu media foto. Ada saja tingkah lucunya yang terekam. Anehnya walaupun suami saya pulang seminggu sekali, tapi Bima itu hafal dan dekat sekali dengan bapaknya, alhamdulillah

Istri nitip - Memang Senang Rasanya Menghabiskan Waktu Berlibur Bersama Keluarga

Image
Memang senang rasanya menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga, khususnya bersama suami dan anak. Tapi kalau liburannya sambil bekerja lain lagi ceritanya. Rasa penat saat bekerja terbalas rasanya ketika ada keluarga yang berkunjung datang ke lokasi tempat kita bekerja. Rasa sedih akan segera menyusul ketika tiba saatnya mereka berpamitan untuk pulang.  Ya begitulah resikonya menjadi pekerja lapangan, dimana sebagian besar waktu bekerja dihabiskan bukan di kantor, tetapi di lokasi pekerjaan yang tentu saja jauh dari rumah. Ada rasa senang ketika bisa bepergian ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi, tapi apa daya kembali lagi namanya bekerja bukan berlibur. Itu pula yang terjadi ketika saya ditugaskan untuk bekerja di daerah Pacitan, Jawa Timur. Cuaca panas yang mendera, lokasi pekerjaan yang terpencil, pekerjaan yang belum selesai dikerjakan, jauh dari rumah dan keluarga, semuanya bisa terasa indah dan menyenangkan ketika ada pihak keluarga yang datang berkunjung.

4 Juli 2010 Nyobain JCo

Image
Masih dalam rangka kamera baru. Setiap jalan-jalan kamera ini selalu saya bawa. Memfoto apa saja. Tapi tidak ada yang memuaskan. Berbagai sudut foto sudah, berbagai lokasi sudah, berganti-ganti model udah juga, memang belum rejeki na weh dapet foto yang bagus. Setelah lelah jalan-jalan akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat di toko donat JCo. Biarpun rasanya enak banget, tapi bagi Saya dan Dinni donat JCo adalah kemewahan. Bagi kami lebih baik beli makanan yang pasti-pasti seperti sate, soto dan kawan-kawannya. Kami membeli setengah lusin donat. Sambil duduk-duduk kami habiskan 6 potong dengan cepat. Canon 500D; f/6,3; 1/15 sec.; Iso-3200; FL 55 mm. Bokeh-bokehan Canon 500D; f/5,6; 1/25 sec.; Iso-3200; FL 55 mm. Blur-bluran 500D; f/4,5; 1/15 sec.; Iso-3200; FL 32 mm. Canon 500D; f/5; 1/10 sec.; Iso-3200; FL 43 mm.

22 Oktober 2015 Koffie Fabriek Aroma Bandoeng

Image
Jam 8 pagi saya tiba di pertigaan Jalan Banceuy – Jalan Pecinan Lama kemudian saya parkir motor mengikuti barisan motor yang sudah terparkir rapih. Terlihat beberapa orang sudah mengantri didepan bangunan tua. Ya, mereka mengantri untuk membeli Bubuk Kopi Aroma yang terkenal itu, begitupun dengan saya. Saya mulai menikmati Kopi Aroma sejak awal tahun 2013, masih terhitung pelanggan baru baginya yang sudah berjualan sejak tahun 1930an. Kopi favorit saya adalah campuran 2 jenis kopi yaitu Arabica dan Robusta dalam kemasan 250 gram dengan takaran Arabica 70% dan Robusta 30%. Campuran dari harumnya Arabica dan pekatnya Robusta menjadi racikan yang selalu saya pesan selama 2 tahun terakhir ini. Suasana Pengepakan Kopi Sony A5000; f/6,3; 1/13 sec.; Iso-400; FL 32 mm Sony A5000; f/6,3; 1/20 sec.; Iso-400; FL 16 mm Antrian Penggemar Sony A5000; f/6,3; 1/160 sec.; Iso-400; FL 16 mm “Maoe minoem Koffie selamanja enak? Aromanja rasanja tinggal tetep, kaloe ini Koffie

19 April 2014 Desa Ciburial Dago

Image
Sebuah foto yang diunggah seorang kawan di Instagram membuat saya penasaran. Dia berdiri diatas batu dengan pemandangan hutan dibawahnya dan dia bilang itu masih di Bandung. Wow emejing. Setelah saling berbalas komen di akun Instagramnya akhirnya saya tau dimana lokasi foto itu diambil. Desa Cibural Dago, saya kira masih bisa dijangkau dengan mudah. Setelah informasi tambahan mengenai lokasi tersebut saya dapatkan dari internet, saya memutuskan untuk mendatangi temat tersebut pada akhir minggu. Karena menurut informasi jalan menuju kesana adalah jalur trek sepeda, sehingga saya pikir akan sangat nyaman jika saya berjalan kaki sambil menikmati udara pegunungan. Saya parkir motor di halaman parkir Tahura Juanda Dago untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Perjalanan dmulai tepat pukul 6 pagi. Sepanjang perjalanan kami melewati perpaduan komplek perumahan villa-villa mewah, lahan kosong, hutan dan sebuah desa juga sering berpapasan dengan serombongan pesepeda. Samp

25 Maret 2014 Kualanamu ke Silangit naik SusiAir

Image
Meskipun ini bukan pertamakalinya saya naik pesawat SusiAir, tapi tetap saja saya mendapat pengalaman yang berbeda ditiap perjalanannya. Kali ini saya sengaja memilih tempat duduk dibelakang pak pilot bule yang sedang bekerja mengendali pesawat supaya baik jalannya. Pesawat bermesin baling-baling ini bisa mengangkut sampai 12 orang penumpang, di boarding pass tempat duduk tidak ditentukan jadi kita bebas memilih posisi sesuai selera. Perjalanan Kualanamu ke Silangit ditempuh selama 50 menit saja, jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan perjalanan darat yang bisa menghabiskan sampai 6 jam paling cepat. Duduk dibelakang pilot rame juga, kita bisa melihat bagaimana mereka bekerja yang sebetulnya tidak mungkin bisa kita lihat kalau kita naik Boeing atau Airbus. Meskipun tergolong pesawat kecil tetap saja banyak tombol yang harus ditekan waktu mau mulai menyalakan pesawat. Ketika kita harus terbang diatas awan, saya tetap bisa mengetahui posisi pesawat melalui panel GPS yang berada

10 Januari 2015 Alun-alun Bandung Yang Baru

Image
Sore-sore hari sabtu  jam setengah lima saya akhirnya menginjakan kaki di Alun-alun Bandung. Dengan wajah barunya, kini Alun-alun Bandung menjadi magnet baru bagi warga kota bandung. Sore itu setiap jengkal kawasan Alun-alun dipenuhi oleh manusia dengan segala kegiatannya. Ada yang berlarian bermain bola, bermain ucing-ucingan, memadu kasih, ngasuh budak, ngadongeng bahkan ada yang ngabotram (meskipun ada larangan tidak boleh membawa makanan dan memakai alas kaki ke area alun-alun). Sejak renovasi selesai akhir 2014, tak pernah kawasan Alun-alun ini sepi, selalu saja ramai sampai tengah malam. Alun-alun Bandung bertransformasi dari menjadi sebuah lapang yang luas dengan rumput sintetis sebagai alasnya, taman warna-warni di sisi selatan dan tempat bermain anak di sisi sebelah utara. Peraturannya sederhana jika ingin masuk ke wilayah rumput sintetis cukup dengan tidak menggunakan alas kaki dan tidak membawa makanan. Ada beberapa Satpol PP yang bertugas memastikan lingkungan Alun-a

9 Januari 2012 Liat Bulan Yang Sama

Image
Masa pacaran Saya dan Dinni dihabiskan berjauhan. Karena saya harus bekerja diluar kota dengan masa cuti yang tidak banyak, dalam 4 bulan bekerja saya diberi waktu cuti sekitar 14 hari, maka cara kami berkomunikasi hanyalah lewat telepon. Kegiatan bertelepon kami banyak diisi percakapan tentang keseharian kami masing-masing. Saling bercerita bagaimana kami menghabiskan hari. Tidak pernah rasa bosan terlintas, padahal frekuensi kami bertelepon bisa tiap hari. Selalu saja kami menemukan cara untuk membunuh rasa bosan itu. Canon 500D; f/7,1; 1/6 sec.; Iso-3200; FL 55 mm. Salah satu teteleponan yang pernah terjadi.  A : “Ade, keluar geura.” B : “Ada apa gitu A?” A : “Lagi Caang Bulan, liat geura. Udah?” B : “Yah bentar keluar dulu. Udah diliat” A : “Sama atuh Aa juga sekarang lagi liat Bulan disini. Bagus yah” DARSO – KABOGOH JAUH Boga kabogo jauh Mentas laut leuweung gunung Tapi apel teu bingung Cukup hallo na telepon Kuring di pulau jaw

9 November 2014 Hidup Persib

Image
Never Stop Supporting PERSIB di Cicadas  Canon 500D; f/2,2; 1/50 sec.; Iso-3200; FL 50 mm. Setelah 19 tahun tanpa gelar Liga Indonesia, akhirnya Persib Juara. Sebagai tim besar rasanya 19 tahun terlalu lama bila tim ini tanpa prestasi. Pertandingan Final Liga Indonesia Super League (ISL) yang berlangsung di Stadion Jakabaring Palembang 7 November 2014 melawan Persipura dimenangkan oleh Persib melalui adu penalty Persib 2 (5) – Persipura 2 (3). Kemenangan ini tentu saja disambut meriah oleh para Bobotoh SaAlam-Dunya. Di Kota Bandung 2 hari kemudian digelar arak-arakan Piala ISL 2014 dan seluruh pemain serta official Persib keliling Kota Bandung. Kota Bandung mendadak menjadi lautan biru, semua warga tumpah ruah ke jalan. Saya berinsiatif jalan-jalan mengitari Kota sambil mengabadikan keseruan ini. Meskipun rute pawai sudah ditentukan, tetapi jalan yang tidak dilalui pawai pun tak kalah ramai. Bobotoh di Jl Soekarno Hatta Canon 500D; f/8; 1/1250 sec.; Iso-800; FL