19 April 2014 Desa Ciburial Dago


Sebuah foto yang diunggah seorang kawan di Instagram membuat saya penasaran. Dia berdiri diatas batu dengan pemandangan hutan dibawahnya dan dia bilang itu masih di Bandung. Wow emejing. Setelah saling berbalas komen di akun Instagramnya akhirnya saya tau dimana lokasi foto itu diambil. Desa Cibural Dago, saya kira masih bisa dijangkau dengan mudah. Setelah informasi tambahan mengenai lokasi tersebut saya dapatkan dari internet, saya memutuskan untuk mendatangi temat tersebut pada akhir minggu.

Karena menurut informasi jalan menuju kesana adalah jalur trek sepeda, sehingga saya pikir akan sangat nyaman jika saya berjalan kaki sambil menikmati udara pegunungan. Saya parkir motor di halaman parkir Tahura Juanda Dago untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Perjalanan dmulai tepat pukul 6 pagi. Sepanjang perjalanan kami melewati perpaduan komplek perumahan villa-villa mewah, lahan kosong, hutan dan sebuah desa juga sering berpapasan dengan serombongan pesepeda. Sampai akhirnya saya sampai di Warung Bandrek, warung yang sangat terkenal bagi para pesepeda di daerah Dago.

Sempat beristirahat sambil sarapan kecil, saya berdiskusi dengan si teteh warung menanyakan rute ke tempat saya maksud. Ternyata jaraknya sudah dekat, lalu saya lanjutkan perjalanan. Setelah percabangan di Warung Bandrek jalur yang saya lalui bukanlah jalur sepeda sehingga jalanan relatif tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang mengangkut hasil kebun mereka menggunakan colt diesel atau sepeda motor. Kemuadian sampailah pada sebuah kampung yang suasananya sangat hangat. Orang-orang pada nongkrong di terasnya sekalian moyan. Membalas sapaan, sangat ramah.

Dibelakang kampung inilah letak sebuah tebing dengan Tahura Juanda, Lembang, Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu sebagai pemandangannya. Total 2jam lebih saya berjalan kaki (termasuk nyasar) dari mulai start di pintu masuk Tahura Juanda sampai titik ini. Lokasi tebing tidak terlihat dari jalan utama, kita harus menemukan jalan setapak didekat tower telekomunikasi.

Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Parahu
Canon 500D; f/8; 1/250 sec.; Iso-100; FL 27 mm.

Istirahat dulu biar allright
Canon 500D; f/8; 1/50 sec.; Iso-100; FL 25 mm.

Canon 500D; f/8; 1/200 sec.; Iso-100; FL 20 mm.

Sempet nyasar
Motorola XT910; f/2,4; 1/230 sec.; Iso-100; FL 5 mm.

Terus bagaimana dengan perjalanan pulangnya?. Tak kalah seru, saya ngadogar. Kebetulan ada mobil bak pengangkut sayur yang mau turun kearah kota. Saya menumpang dibaknya, lalu saya kasih uang seikhlasnya karena sudah berbaikhati mengantarkan saya sampai depan pintu gerbang Tahura Juanda Dago.


Comments

Popular posts from this blog

7 Mei 2017 Piknik Ke Situ Ciburuy Anu Laukna Hese Dipancing

TED Talks - Simon Sinek (Cara Pemimpin Hebat Menginspirasi Tindakan)

DIGITAL CHAMPIONSHIFT - M. AWALUDDIN (2015)

GARTNER Top 10 Trends of 2019

SISTEM TERMINAL PENUMPANG - Horenjeff (2010)