Istri Nitip - Bima
Bima & Mamah |
Bima,,,,awalnya
saya bingung,dari mana suami saya punya inspirasi memberi nama anak kami dengan
nama Bima. Melewati masa kehamilan 39 minggu dalam kondisi aktif bekerja membuat saya tidak sempat memikirkan soal
nama anak. Alhasil saya serahkan pada suami soal nama anak. Tiba-tiba keluarlah
nama Bima. Menurut suami saya, Bima itu artinya berani, perkasa. Selebihnya saya
pikir nama Bima itu menunjukkan bahwa dia adalah seorang laki-laki sejati,
maklum nama Bima kan biasanya dan kemungkinan besar berjenis kelamin laki-laki.
Mengusung 3 suku kata, dilengkapilah nama Bima dengan Yuga Prasetyo dan jadilah
Bima Yuga Prasetyo.
Bayi
kecil kami ini benar-benar menjadi kado terindah, karena kehadirannya disambut
oleh banyak anggota keluarga. Perkembangan Bima, kami abadikan setiap momennya
melalu media foto. Ada saja tingkah lucunya yang terekam. Anehnya walaupun
suami saya pulang seminggu sekali, tapi Bima itu hafal dan dekat sekali dengan
bapaknya, alhamdulillah. Di saat pulang dari kantor, menghadapi kemacetan jalan
raya dan sisa-sisa penat setelah bekerja, Bima menjadi obat yang mujarab untuk
membuat saya kembali tersenyum. Entah kenapa juga, dengan kehadiran Bima, saya
menjadi lebih iklas dalam menghadapi masalah, lebih dekat dengan Allah SWT dan
yang pasti lebih banyak bersyukur. Suami saya pun begitu, mungkin karena sekarang
kami benar-benar memiliki tujuan dalam hidup, terlebih lagi soal mencari
penghasilan, semua serba untuk Bima. Berlebihan memang tetapi
kadang-kadang itu hanya modus orang
tuanya saja. Biaya sekolah mahal, ingin punya rumah sendiri, ingin punya
kendaraan sendiri, ceritanya untuk Bima, padahal untuk kami juga, yah untuk
keluarga kami lah setidaknya.
Bima
tumbuh seperti bayi kebanyakan, tertawa, tersenyum, bawel dan tidak bisa diam. Sebagai
orang tua baru, kami banyak berdiskusi dengan pihak keluarga dan bidan yang
menangani Bima di rumah sakit, soal apa yang baik dan tidak baik untuk bayi
seumurannya. Kadang kami dimarahi, kadang juga dipuji dengan kemajuan Bima,
tapi kebanyakan arahnya memang diskusi jadi ya santai saja. Sesekali waktu saya
melamun, bagaimana ya Bima nanti ketika sudah dewasa? Apa fisiknya akan seperti
bapaknya yang tinggi, apa dia akan seperti saya yang senang beroganisasi di
sekolah, apa dia akan suka membaca seperti bapaknya, wah ,wah, seperti apa ya
dia nanti? Kami pasti sebagai orang tua sangat bersemangat melihat tubuh
kembang Bima.
Comments
Post a Comment