16 Mei 2015 Ijen Si Api Biru
Api Biru Ijen Canon 500D; f/2; 1/10 sec; Iso-3200; FL 50 mm; |
Selepas solat isya saya yang sedang
“nebeng” Komunitas Serdadu Alam (SELAM) Banyuwangi nongkrong dulu di sebuah
warung kopi di pinggir jalan raya Kecamatan Genteng. Sembari menunggu semua
anggota kumpul saya memesan segelas kopi hitam dan mencoba berbaur dengan
teman-teman yang baru saya kenal selama 12 jam ini. Malam ini Serdadu Alam akan
melakukan touring menggunakan sepeda motor menuju Kawah Ijen.
Saya berpasangan dengan Tocet, saya sebagai
penumpang, menembus jalan raya Genteng – Banyuwangi yang gelap gulita. Dari
cara mengemudikan motornya, Mas Tocet sepertinya sudah hafal lika-liku belokan
jalan ini. Ditengah jalan yang menanjak saya menyuruh Mas Tocet untuk berhenti,
kami berdua memarkirkan motor dan duduk di pinggir jalan untuk menikmati Milky
Way yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Dalam penglihatan saya malam itu,
Milky Way terbentang dari ujung mata kiri sampai ke ujung mata kanan, begitu
besaaaaaar.
Sampailah kami dan rombongan di gerbang
pintu masuk Kawah Ijen, tersedia tanah lapang untuk mendirikan tenda dan tempat
parkir kendaraan. Selanjutnya kami harus berjalan kaki menuju puncak. Salah
satu teman menuju loket untuk membeli tiket masuk, tiket untuk kami masuk
berhasil didapat tetapi ada kabar buruk juga. Kawah Ijen sedang mengeluarkan
asap beracun, bila sedang dalam kondisi seperti ini pintu masuk akan dibuka
setelah matahari terbit atau malahan
tutup sampai keadaan normal aman kembali.
Angin dingin mulai menusuk tulang, beberapa
teman berinisiatif membuat api unggun sekaligus memanaskan air untuk membuat
minuman hangat atau memasak mie. Jam menunjukan pukul 3 pagi, tiba-tiba
terdengar suara ribut dari gerbang pintu masuk, ternyata Kawah Ijen bisa
dikunjungi, dan semua calon pengunjung berebutan antri untuk masuk.
30 menit saja untuk mencapai puncak, saya
lakukan tanpa berhenti. Karena waktu sunrise masih lama Mas Tocet menawari saya
turun ke bibir kawah untuk melihat api biru, ambil nafas sebentar lalu saya
iyakan ajakan itu. Jalur untuk turun ke bibir kawah itu adalah jalur yang
digunakan oleh para penambang belerang. Jalur itu dipenuhi oleh tangga-tangga batu
curam dan celah-celah berbahaya jalurnya pun bercabang-cabang, bisa dibayangkan
bagaimana beratnya perjuangan para penambang belerang dengan berat pikulan
minimal 50 kg harus melewati jalur ini.
Memang pada malam itu Ijen sedang
mengeluarkan asap yang sangat tebal, saya tidak bisa mengambil foto seperti
kalau kita googling. Apa pun itu tetap saya sukuri. Normalnya kita akan pusing
dan sesak nafas jiga terlalu lama menghirup uap belerang, itu terjadi pada saya
dan Mas Tocet yang hanya melindungi pernapasan menggunakan selembar kaos saja.
Beberapa saya perhatikan pengunjung bule dan pengunjung gaya lainnya sudah
menggunakan masker gas beracun. Good, Well Prepared.
Saatnya kembali ke puncak menggunakan
tenaga yang tersisa. Dengan kepayahan kami berdua akhirnya mencapai puncak.
Berjalan menyusuri puncak sambil mencari rekan kami lainnya.
Dipuncak Gunung Ijen ini bukan cuma Api
Biru yang menjadi idola, tapi Sunrise disini menjadi salah satu favorit. Gunung
Ijen mempunyai julukan Sunrise Van Java karena di dititik inilah Pulau Jawa
menerima sinar matahari pertama kali pada setiap harinya.
Alhamdulillah Ujung Barat Pulau Jawa
(Tanjung Layar Ujung Kulon) sudah dan sekarang mengunjungi Ujung Timur Pulau Jawa
(Banyuwangi Gunung Ijen). Terima kasih teman-teman Serdadu Alam SELAM
Banyuwangi.
Milky Way Canon 500D; f/4; 90 sec; Iso-3200; 10 mm; |
Senyuman Bulan Canon 500D; f/4,5; 1/15 sec; Iso-3200; 50 mm; |
Sunrise Van Java Canon 500D; f/8; 1/125 sec; Iso-100; 13 mm; |
Kawah Ijen. Ditempat Munculnya Asap, Disitulah Api Birunya. Canon 500D; f/10; 1/25 sec; Iso-100; 10 mm; |
Mas Tocet Canon 500D; f/8; 1/500 sec; Iso-400; 16 mm; |
Puncak Gunung Ijen Canon 500D; f/8; 1/500 sec; Iso-400; 10 mm; |
Jajaran Pegunungan Ijen. Ada Gunung Raung Yang Puncaknya Gundul Canon 500D; f/9; 1/100 sec; Iso-100; 13 mm; |
Canon 500D; f/5,6; 1/320 sec; Iso-400; 10 mm; |
kapan ksana pa????
ReplyDeleteInsha Allah secepatnya.
Delete