30 Mei 2014 - Post untuk Komunitas Aleut "Catatan Masa Kecilku"
Catatan masa kecilku
Tak banyak yang saya ingat, tapi perlahan
akan saya kumpulkan satu-persatu.
Hari ini,
saya diliputi rasa bosan. Bosan kerena waktu berjalan sangat lambat, bosan
karena ditinggal rekan kerja cuti, bosan karena saya tidak punya keinginan.
Dengan berbekal buku Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto yang saya baca
sejak kemarin malam, saya mencoba merangkak menghabiskan hari yang bosan ini.
Perhatian saya kemudian teralihkan oleh adanya notifikasi di grup WhatsApp Aleut, pesan untuk semua anggota
Komunitas Aleut agar membagi cerita tentang masa kecilnya. Tanpa berpikir
panjang saya meng-iyakan ajakan itu. Hal itu merupakan tantangan buat saya
untuk memulai menulis, ya, menulis. Sampai saat ini kegemaran saya membaca
tidak diimbangi dengan kegemaran untuk menulis, timpang.
Masa kecil
saya, saya lalui dengan sangat bahagia sekali. Banyak kegiatan saya habiskan
diluar rumah, tidak pernah saya betah berlama-lama dirumah. Selama masih ada
matahari bersinar, sudah pasti saya berada diluar rumah. Pantang pulang sebelum
adzan maghrib berkumandang, kurang lebih gambarannya seperti itu. Entah pada
masa itu apa yang menyebabkan saya tidak bisa berlama-lama berpisah dari
teman-teman saya. Dari mulai pulang sekolah sampai adzan maghrib penuh dengan
kegiatan main bersama, seperti main sepak bola di sawah yang kering sehabis
panen, nongkrong di pohon kersen (dulu setiap orang punya pohon kersennya
masing-masing, bersifat pribadi dan mengikat, tidak boleh ditempati oleh orang
lain), bermain kelereng didepan rumah, bermain layangan hingga ke kampung
sebelah sampai bersepeda jauh kedalam komplek rumah hanya untuk melihat kereta
lewat.
Bila
dibandingkan dengan jaman sekarang, saya sangat beruntung dapat menghabiskan
masa kecil saya sepanjang hari diluar rumah. Bermain macam-macam permainan yang
melatih ketangkasan dan sangat menguras habis keringat, melakukan interaksi
dengan sesama manusia, menikmati panasnya sengatan sinar matahari sampai
menggigil ditengah lebatnya hujan bercampur angin kencang saat bermain
sepakbola. Tak ada rasa takut bermain di sawah yang baru selesai panen, tak ada
kaporit untuk menjernihkan air di balong
yang kadang sedikit ikut terminum tapi ajaibnya, keesokan hari kami masih
berkumpul dengan lengkap, kami masih bisa berlarian tanpa beban, kami masih
bermain dengan bebas. Omelan Mamah dan jeweran Bapak menjadi hal yang wajib
saya terima setiap sore sehabis pulang bermain.
Mungkin saya
terlambat mengenal Bahasa Inggris, terlambat untuk bisa mengoperasikan
komputer, terlambat untuk menguasai teknologi terbaru tapi itu tak masalah asalkan
kami bisa tetap berkumpul untuk menghabiskan sisa hari bersama.
Matahari
akan habis masa edarnya di hari itu, saatnya kami pulang bersih-bersih dari
peluh sehabis bermain. Berganti setelan menjadi pakaian untuk mengaji. Saat
mengaji pun kami selalu bersama,
Membaca
Al-Quran, menghapal surat-surat, menghapal rukun-rukun, belajar tajwid, belajar
menulis arab kami lakukan bersama-sama sampai akhirnya waktu shalat isya tiba.
Kami shalat isya berjamaah. Teriakan “Amiiiiiinn” yang sangat panjang,
cekikikan ditengah shalat, menahan geli karena ingin ketawa dan kami akhiri
dengan mencium tangan Aa Guru Ngaji seraya berpamitan pulang.
Tak banyak
energi tersisa ketika sampai di rumah. Tinggal satu kewajiban lagi yang harus
saya lakukan yaitu belajar. Tak ada yang bisa saya lakukan lagi, kadang hanya
berakting seolah-olah sedang belajar saja ketika Mamah melakukan inspeksi ke
kamar.
Hari saya
akhiri dalam dekapan mimpi. Berdebar rasanya jantung ini menantikan hari esok,
seperti apakah nanti?. Ah saya belum tahu esok seperti apa, yang pasti esok
kami akan bertemu kembali, membangun rencana dan berlari bersama.
Tak akan bisa kami ulangi lagi momen-momen
itu.
Biarkan lah kami bermain.
30 Mei 2014 19.20
Bagus Reza Erlangga
Catatan tersebut saya buat untuk Komunitas Aleut. Saya tidak tahu nanti yang dicetak seperti apa, apakah terkena editan Bang Ridwan atau tetap seperti ini. Saya titipkan di blog ini supaya tidak hilang.
Salam,
Comments
Post a Comment